Tentang Pohon


Kamu tahu,
Kenapa aku suka 'pohon'?
Karena pohon
Seperti mengajariku tentang kehidupan.

Pagi itu, 2 tahun lalu. Di kebun raya bogor. Menikmati nikmatnya diteduhkan, dan mengamati keindahan alam. Aku mengamati satu pohon yang unik dari beberapa pohon disekitarnya. Lekat aku mengamatinya. Jelas, pohon ini berbeda.
Maka jadilah, pikiran ini tergelitik. Mencoba untuk menyelisik.
Pohon ini menceritakan ku tentang aliran kehidupan lewat tubuhnya. Bagaimana tumbuhnya akar-batang-ranting-daun bak kehidupan.

Akar, awal mulanya kita dilahirkan. Dibiarkan dan diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang lebih dari sebelumnya. Berselimutkan tanah guna menjaga. Menghangatkan. Seperti keluarga saja bagi kita. Tapi ternyata pada waktunya, ketika semakin besar, haruslah tak melulu di dalam tanah untuk berkembang. Maka, berlepaslah ia pada tanah.

Lalu kemudian,
Tumbuhlah batang. Tidak lagi ia di dalam tanah. Terus ia tumbuh ke atas untuk melihat indahnya dunia. Bahkan tinggi sekali ia mencita. Jelas tak asing telinga mendengar "cita-cita itu harus setinggi langit!". Semakin tinggi ia menjulang, semakin dia terkena angin, sayangnya. Tak jarang bahkan beberapa tumbang karena angin kencang meniupnya. Semakin tinggi, semakin merunduk pula, harusnya. Semakin ia tunduk pada pencipta karena semakin mengertilah ia.

Maka tak lama,
Tibalah pada sebuah persimpangan. Ranting. Percabangan.
Kini telah diajarkan bahwa hidup itu harus selalu memilih. Perdetiknya kita memilih. Dan setiap pilihan, selalu menimbulkan konsekuensi. Sebagaimana perjalanan (kita) dari sebuah batang bertemu dengan simpangan cabang. Memilih cabang mana yang akan kemudian kita lanjutkan. Tapi ternyata, setiap cabang selalu bercabang (lagi).

Maka selama pohon itu tetap tumbuh dan berkembang, tetaplah ia menumbuhkan cabang. 
Kita akan selalu dihadapkan dalam sebuah pilihan. Maka pastilah kita akan selalu memilih. Terkena tiupan angin atau bahkan badai karena keadaan yang semakin meninggi adalah suatu yang pasti.
Maka janganlah ada hati ini merasa nelangsa. Dan berkali-kali berteriak pada langit untuk bertanya kenapa. Tahukan alasanannya? Karena setiap langkah kita yang berkuasa. Perdetiknya kita yang memilih. Ada campur tangan kita disana.

Hanya saja tak lupa, di atas tangan kecil kita yang berkuasa ini tetap ada Allah yang Maha Kuasa. selalu Ia menyiapkan cabang baru berkemungkinan baik untuk kau pilih. Agar ketika kau salah dalam melangkah, ada kemungkinan lagi setelahnya untuk kau segera kembali. Tapi tetap akhirnya keputusan ada ditanganmu; akankah kau pilih untuk segera kembali?

Dan tak sadar, ternyata diri ini terus meninggi. Tetapkah kau jadikan tinggi dan terus meninggi menjadi obsesi? Seberapa banyak daun yang tumbuh pada pohon mu untuk bermanfaat  bagi makhluk lainnya? Untuk menghasilkan oksigen, atau bahkan hanya sekedar jadi tempat untuk berteduh?

Maka ketika tiba dipenghujung waktu, percabangan itu berhenti. Daun-daun berguguran. Dan kita harus kembali.

Azka Nada Fatharani

Hanya seorang makhluk mikroskopis yang sedang berkelana mencari makna, mengumpulkan bekal di bumi-Nya. Tulisan di sini adalah ruang katarsis media pengingat untuk penulis pribadi sebenarnya.

4 comments:

  1. blognya bisa di translate!:'' finally i can read your words by my languange, thank you so much, azka tone. -pembaca dari belahan dunia lain (re: citayam)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Azka tone -__- wkwk. masama ma friend from another world! Jadi enak nih, blog nya citayam friendly

      Delete