Crystalized

Ruang untuk mengkristalkan pikiran, perasaan, dan kenangan.

  • Home
  • About me
  • Label
    • thought
    • Fams
      • Marriage
      • Parenthood
      • Household
    • Journey
    • Naseeha
  • Recent

Bismillahirrahmanirrahim..

Beberapa waktu yang lalu aku sempat membuat PDF tracker perkembangan anak usia 0 - 6 tahun. Pembuatan PDF ini berawal dari kebutuhan pribadi untuk anak sendiri, namun ternyata banyak teman yang meminta versi digital untuk sekalian dibagikan. Sumber rujukan dari PDF ini memang dibagikan secara gratis, maka PDF ini silakan disebarluaskan untuk yang membutuhkan dan tidak diperjual-belikan.

PDF ini menyatukan beberapa indikator perkembangan anak pada usia dini dengan tidak diedit, ditambahkan, maupun dikurangi yang diambil dari beberapa sumber, yakni:

1) Rumah Inspirasi (mengolah indikator perkembangan anak dari Diknas tahun 2007 dan buku "Slow and Steady Get Me Ready")

2) Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) kemenkes tahun 2016

3) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) Kemendikbud tahun 2014

PDF ini bisa dicetak dengan ukuran A4 dan bisa menjadi panduan pemberian stimulasi kegiatan sehari-hari sesuai dengan usia anak, sebagaimana di akhir PDF juga disematkan tabel rencana stimulasi bulanan/mingguan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak.

Semoga PDF Tracker Perkembangan Anak ini bisa bermanfaat untuk memantau perkembangan anak kita sehingga bukan anak orang lain yang menjadi pembandingnya.

Ingatlah, jika ada perkembangan yang terlambat bukan berarti akhir dari dunia karena Insyallah masih bisa kita upayakan. Jika memang dibutuhkan, jangan ragu untuk meminta bantuan profesional, ya!

Mari saling sapa dalam doa, semoga setiap ikhtiar kita membersamai tumbuh-kembang anak kita mendatangkan Ridho-Nya.. hingga anak-anak kita tumbuh menjadi seseorang yang bertaqwa, sehat, cerdas, dan senantiasa dalam lindungan-Nya.

Aamiin Allahumma aamiin :)

berikut link untuk mengunduh PDF yang dimaksud: bit.ly/TrackerPerkembanganAnak 

Bismillah.. Tulisan ini dibuat karena beberapa teman bertanya tips-tips seputar umroh bersama bayi. Terlebih saat persiapan kemarin ketika googling belum banyak yang share, maka aku tulis sekalian aja di sini semoga bisa membantuu.

Tulisan aku bagi perpoint, jadi pembaca bisa langsung cuss lompat ke bagian yang dibutuhkan :)

  • Prakeberangkatan:
    • pemilihan travel dan program
    • persiapan conditioning bayi
    • packing
  • Keberangkatan:
    • flight
    • ketika di Madinah
    • ketika di Mekkah
  • Catatan refleksi umroh bersama bayi

oke de mari kita langsung saja~

PRA KEBERANGKATAN

Pemilihan Travel dan Program

Ketika memilih travel, terlepas bawa bayi atau engga, bagiku perlu bgt memilih travel yang bener-bener concern di pelayanan umrohnya. Pilihlah travel umroh yang bener-bener ngajarin tata cara umrah sesuai sunnah, karena syarat diterimanya amal selain ikhlas adalah ittiba' (sesuai dgn apa yang Rasulullah shallallahu 'alaihi was sallam ajarkan). Karena niat kita kesana adalah untuk melaksanakan ibadah umroh, yang umrohnya tok itu kan insyallah durasinya gak akan lebih dari 3 jam. Sayang sekali kalau niat utama kita untuk melaksanakan umroh terciderai karena kita melakukan amalan-amalan yang tertolak. Kemarin kami yakin dengan travel yang kami pilih adalah salah satunya karena setiap rombongan dipandu langsung oleh seorang ustaz. Pun ditambah, ketika sampai di sana ustaznya pun dibantu oleh seorang muthowwif.

Ohiya! catatan untuk yang berniat bawa baby, selain pilih travel yang dipercaya karena legalitas, track record, asatiz yang memandu, maupun nyaman di kantong buat harga 😋, bisa juga ngulik apakah travel yang dipilih pernah membawa bayik pada program sebelumnya? ini buat nenangin hati biar kebayang "oh, udah pengalaman bawa bayi nih". xixi

Ketika umroh kemarin, anak kami masih masuk kategori infant (anak dibawah 2 tahun). Beda travel beda kebijakan terkait biaya untuk infant. Ada yang mengenakan biaya 30% - 50% dari harga normal dan ada juga travel yang memukul rata harga tertentu. Anak kami kemarin kena flat harga tertentu karena kami juga ambil paket umroh plus Turki. Kalau di atas umur 2 tahun, kebanyakan pihak travel sudah memberikan harga normal (seperti biaya org dewasa), walaupun begitu tetap ada juga beberapa travel yang memotong harga memberi diskon tertentu.

Ketika berencana umroh bersama bayi, kulik detail program umroh yang ditawarkan oleh travel. Menurutku perlu juga untuk mencari tau jarak penginapan dengan masjid apakah masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau engga sebagai upaya kalau terjadi sesuatu yang butuh segera bolak-balik masjid-penginapan. Biasanya pas programnya diiklanin sama travel, udah mulai dikasi tau nginep dimana selama di Madinah dan Mekkah. Nah, kalau bersama bayi better pilih yang tidak terlalu jauh dari masjid karena kondisi bayi suka sulit ditebak. 

Program umroh dari Indo biasanya ada 2 pilihan destinasi kota pertama yang didatengin. Ada yang dateng ke Madinah dulu, dan ada yang menawarkan ke Mekkah dulu. Aku menyarankan kalau bawa bayi mending ambil program yang ke Madinah dulu. Selain biar bisa istirahat dan adaptasi dulu abis perjalanan jauh, kalau kedatangan dari Indo langsung ke Mekkah, otomatis kita ambil miqat di atas pesawat dan itu (menurutku) cukup merepotkan. Karena setelah masuk miqat dan kita berihram, otomatis larangan dan syariat ihram udh tegak. Salah satu contohnya kalo si bayi pup sedangkan kita udh ihram, berarti kita gabisa menyekanya dgn sabun karena di sabun biasanya ada parfum (sala satu larangan ihram gabole pake parfum). 


Persiapan conditioning bayi

Usia anak kami saat umroh adalah 14 bulan. Sudah bukan bayi boneka yang kerjaannya bobo, pup, nen, repeat. Sudah bisa jalan, maunya ngacirrr jalan melulu. Belum bisa bicara bikin kalimat lalalala, baru beberapa kata. Masih sangat tergantung dengan nen. Makan luar biasa menguji kesabaran. Mostly memilih bersama bunda dibanding ayah. Lebih nyaman digendong dibanding duduk di stroller. Menangis kalau ditinggal bundanya even cuman ke kamar mandi, walopun sebenernya dia easy baby yang mau digendong sama semua orang. Biasa tidur jam 19.30 - 05.30 WIB. Menolak dipakein aksesoris di badan selain baju. Kalo tidur maunya meluk bundanya. Nen to sleep.

Beberapa conditioning bayi yang aku lakuin adalah:

- Pengenalan Mekkah dan Madinah. Kalau kemarin aku coba kenalin lewat buku dan cerita. terus-teruss sering dipaparin terkait Mekkah dan Madinah. Masyallah Allahumma baarik, ngga akan pernah terlupa betapa excited-nya ia melihat Ka'bah seperti apa yang sering ia liat di bukunya :")

- Sebelum berangkat sering-sering coba apa yang pengen dipake/dilakuin di sana. kayak topi, kacamata, tali anti hilang. Tapi masalahnya emang dari newborn dia suka gak nyaman kalau dipakein topi, alhasil menolak terus. sama halnya sama kacamata, dia juga menolaak dibanting-banting. Topi dan kacamata berguna sekali karena di sana puanass. Apalagi pas di mekkah, pantulan marmer lantainya bikin silaww. kalau tali anti hilang sangat jelas lahya itu maksudnya biar apa :)) pernah pas di madinah karena gak aku pakein tali anti hilang, pas lagi shalat si bayik ngacirrr gatau kemana (ini jd pelajaran gabole sii. Dan alhamdulillah balik lagi ya Allah :"). Pernah juga dia ngacirr sambil dorong-dorong kursi roda orang... jauhh bangettt ngedorongnya sampe aku batalin shalat :(

- Melonggarkan waktu tidur. karena perbedaan waktunya di sana lebih lambat 4 jam, ini ngaruh banget ke aktivitas tidur dia. waktu tidur dia 19.30 it means jam 14.30 waktu di sana. Aku coba melonggarkan waktu tidurnya untuk diulur beberapa hari sebelum berangkat karena biar gak jetlag-jetlag amat dan biar aku bisa shalat maghrib/isya di masjid. Tapi yang terjadi adalah pas di sana si bayi dah uring-uringan ngantuk minta tidur since ashar menuju maghrib. Ini juga yang ku maksud sebaiknya hotel bisa ditempuh dengan jalan kaki. ketika shalat ashar di masjid dia berhasil tidur di stroller, tapi kalau udah masuk maghrib sudah sangat cranky dan maunya tidur di kasur, alhasil ku harus pulang sendiri ke hotel bersama bayik.

Packing

Bawa baju secukupnya, kegiatan di sana pun adalah menanti 1 waktu shalat ke shalat berikutnya gak yang bikin gombyos-gombyos amat. Banyak juga jasa laundry, rekan satu grup kami ada yang make jasa laundry express buat 6 kg baju kena biaya setengah juta 🙃. Kalau kami cuci mandiri di hotel bawa detergen dan gantungan travel trus jemur di kamar mandi wkwk. Gak sanggup juga kalo bawa baju sejumlah banyaknya hari karena bakal buanyak bawaannya. Apalagi pergi bersama bayi yang ganti baju dalam sehari bisa 3-5x. Mangkannya nyuci baju jadi harus wajib kudu bin mesti. Total perjalanan 16 hari, kami bertiga menggunakan 2 koper bagasi, 1 koper kabin, dan 1 ransel. Ohiya plastik vacuum buat naro baju sangat membantu!

Terkait packing pernak-pernik si bayi, karena baju dia cimit-cimit maka aku masukin ke tas travel bag gitu. Untuk makannya, aku berusaha jaga-jaga bawa abon dan snack tabur buat penambah makanan. Di sana sebenernya banyak yang jual sih, ada juga swalayan besar yang jual barang serba ada (kayak bindawood). Tapi kalau pampers aku bawa dari endonesyah karena takutnya gak cocok di kulit kalo beli di sana.


KEBERANGKATAN

Flight

pas check in minta bassinet. Kalau anaknya masi di bawah 2 tahun, pas check in coba minta bassinet biar gak gempor mangku 8-9 jam. Tapi sebelumnya coba koordinasi sama pihak travel biar bisa mereka bantu ke maskapaianya. Karena bisa jadi beda maskapai beda kebijakan. Kalau kemarin aku naik saudia airliness, bassinet bisa diminta pas check in. Cuma karena bassinet terbatas jadi bisa rebutan dengan bayi lainnya.

bikin capek sebelum flight. Kalo bawa toddler, bikin dia capek sebelum flight adalah kunci. (((Harapannya))) biar pas flight energi udh terkuras jadi dia anteng tinggal bobok aja. Nah jadi pas di bandara sebelum flight aku ajak keliling bandara. Alhasil dia masuk pesawat, nen, trus langsung tidur walopun itu cuman beberapa jam awalan aja :")

bawa mainan secukupnya, yang pas sesuai dengan minatnya saat itu. Bisa bawa mainan gacoannya atau kalau mau barangnya baru biar novelty dan rasa penasaran (a.k.a noraknya) ada, biar dimaininnya gak cepet bosen. Gaperlu banyak-banyak. Mainan biasanya dipake buat pas nunggu, di pesawat, atau pas nemenin ortunya itikaf/shalat di masjid. Bisa juga kulik cara bermain anak yg lagi dia minatinn banget saat itu. Kadang tuh bukan terletak pada mainannya apa, tapi "bagaimana" bermainnya yang lagi dia suka. Contoh anak lagi suka main tumpuk2, di pesawat bisa minta gelas ke pramugari buat ditumpuk2 etc.

bawa stroller cabin size yang pake tas. Terkait stroller usahain yang cabin size biar bisa masuk kabin gak perlu di bagasi. Ini sangat memudahkan bisa dipake dari depan bandara turun kendaraan sampe mau naik ke dalem pesawat. Usahain juga strollernya ada tas. Kemarin di grup ada 3 jamaah yg bawa bayi (termasuk aku). Yang satu strollernya walaupun cabin size gaboleh masuk kabin karena gapake tas. TAPI, ada juga pengalaman dari temen yg strollernya walaupun cabin size dan pake tas, tetep gak dibolehin masuk kabin jadi ditaro ke bagasi. kalau begini buat jaga2 bawa gendongan dan perlu kuatin kesabaran kalau worst casenya harus gendong secara manual :"

Tapi sebenernya ada stroller fasilitas bandara. Aku lupa di Jeddah ada atau engga. Tapi di Soetta ada. Cuma saat itu si bayi maunya di gendong jadi yasudahlaa :)

Ketika di Madinah

- Peraturan terkait anak-anak boleh masuk masjid Nabawi. Alhamdulillah peraturan terbaru anak-anak boleh masuk ke dalam masjid nabawi, baik di bagian ibu maupun bapaknya (aku umroh September 2023, in case ada yg baca ini beberapa bulan kedepan dan peraturan udh berubah lg). Peraturan sebelumnya kan anak-anak kalau mau masuk ke masjid cm di bagian jamaah laki-laki ya (yg mana berarti ikut ayahnya). Cuma kalau mau ikut shalat jamaah di dalem tetep perlu minimal sejam sebelum waktu shalat karena masjid pasti bakal fullll. 

- Stroller hanya boleh di pelataran. Di masjid nabawi, stroller gak boleh masuk masjid, hanya boleh di pelataran. Beda kalau di masjidil haram stroller boleh masuk masjid kecuali di area mataf yg deket ka'bah. Jadi kalau berniat mau shalat di dalam masjid Nabawi, pake gendongan aja karena di sana gak ada tempat khusus penitipan stroller. 

- Bayi gak boleh masuk Raudhah. Alhamdulillah Raudhah itu dibagi jadwal antara jamaah perempuan dan laki-laki. Biasanya jadwal perempuan lebih pagi dibanding laki-laki. Jadi ketika aku ke Radudhah, anakku quality time bersama ayahnya xixi.

Ketika di Mekkah

- Pelaksanaan umroh. Mostly travel dari Indonesia ngelaksanain umrohnya malem-malem. Kalau anaknya masih bayi, mungkin dia akan tidur. Cuma kalau anaknya udh agak besar mungkin bisa disiasatin gimana waktu istirahatnya sebelum umroh biar gak cranky. Aku kemarin start umroh jam 10 malem dan selesai sekitar jam setengah 1 pagi. Sebelum berangkat umroh dari hotel jangan lupa buat ganti popok biar gak ada najis terlebih yang babynya mau digendong sepanjang proses tawaf, buat ngilangin syubhat karena kondisi tawaf harus suci.

Saat pelaksanaan umroh, aku merekomendasikan mending make gendongan aja daripada stroller karena biar gak pisah dari rombongan dan biar keliling tawafnya gak jauh. Perbandingan tawaf di area mataf deket kabah vs tawaf di area stroller/kursi roda di lantai 2 tuh bisa kiloan meter (akumulasi dari 7 putaran).
Kalau memutuskan buat gendong baby selama pelaksanaan umroh, gendongannya perlu yg cozy. Kalau bisa pake SSC, jangan pake gendongan menyamping (ringsling, kain jarik, etc) yang titik bebannya cuman di satu pundak. Kemarin aku pakai ssc ergobaby dan ini berguna banget untuk gendong sambil menyusui.

Kalau memutuskan untuk pakai stroller, berarti masuk masjidil haram langsung ke lantai 2, gak bisa masuk ke area mataf dan gak bisa deket-deket Ka'bah. Bisa juga sih dititipin, tapi ini rawann bangetttt. Kemarin temen satu grup ku ada yang kehilangan stroller yang setelah dicari tau ternyata emang sengaja dicuri. Barang2 dia yg dia taro di stroller dibuang dan diganti sama barang-barang punya orang yg ngambil (aseliii gak abiss pikrii di tanah haram ada juga beginian??). Untung stroller punya dia dibordir ada tandanya.

Kalau anaknya sudah bisa jalan dan udh punya willingness buat ikut rangkaian umroh jalan kaki mandiri, better pakai tali anti hilang dan jaga-jaga tetep bawa gendongan kalo dia kecapekan 🤣

- Makanan. Makanan selama di Madinah dan Mekkah kalau ikut dari travel indo disediain makanan indo. Kayak sayur2 indo, ayam-daging olahan indo, nasi, kerupuk, dll. Cuma ya bisa jadi terhidang pedes yang tentu gak bisa anakku makan. Alhasil aku cuci ayam dan dagingnya make air minum karena mager beli keluar wkwk. Dan ditambah dengan abon maupun snack padat nutrisi lainnyaa.

Ofkorss karena lagi pergi maka proses makan tidak seideal di rumah. Kadang ketika waktu makan si anak belum nafsu makan (apalagi perubahan waktu di sana vs indo) atau jadi luamaaa banget kayak siput sedangkan kita segrup dengan orang lain yg mana sudah ada agenda selanjutnya. Tispnya adalah jadilah ibu pembungkus 🙃 Bawa tempat makan travel (yang bisa dilipet atau dikempesin ituloh) atau plastik kiloan (tp jadi nyampah bgt si huhu) karena ini berguna bangett (plus karet mungkin bawa beberapa), makanan dari hotel juga bisa dijadiin cemilan buat di kamar atau ketika mau jalan-jalan.

Ohiya tempat makan juga bs berguna bgt buat bungkus makanan kalau ada yg ngasih tapi kita belum mau makan saat itu. Waktu di mekkah anakku sempet nangis dan ada ibu2 yang nyoba menghibur dia dan ngasih kue tradisional ala negaranya (kayaknya dr pakistan??) dan dikasinya buanyakkk... sedangkan saat itu aku lagi ga bawa tempat makan :( alhasil aku yang menghabiskan dgn terpaksa (walaupun kurang pas di lidahku) karna anakku pun sepertinya tida menikmatinya hanya makan sedikit 🥲🥲🥲

- Jaga imun bayi. Terutama sama flu. Pas di mekkah banyak bgt ketemu jamaah yang flu. Dan udah jadi rahasia umum biasanya orang yang pulang umroh kadang suka flu. Buat jaga2 kalau bisa bawa vitamin terlebih buat baby dengan harapan imunnya terjaga 😉 kalau anaknya betah pakai masker mungkin bisa disiapkan juga. Banyak-banyak minum zam-zam, bawa botol minum yang oke buat bawa air zam-zam dari masjid ke hotel.

Catatan refleksi umroh bersama bayi

Sampai tulisan ini diketik aku masih suka ngerasa kurangggg ibadah kemarin dan aku pengen balik lagi 😭 terlebih ketika bawa bayi ada banyak momen yang kita gakbisa jorjoran banyak² berdiam diri di masjid harus menetap di hotel karena mempertimbangkan kondisi kesehatan dia dan semisalnya.

Ada satu hari dimana anakku qodarullah demam.. dan di hari itu aku sama sekali gak shalat ke masjidil haram. Ketika itu aku sedihh banget, ngurus anakku di hotel sambil nontonin tv masjidil haram ngeliatin orang tawaf. "Ya Allah ini jarakku sama masjidil haram cuman sekian langkah tapi aku gabisa shalat di sanaaa 😭" sedi bgt pokoknya saat itu. Tapi alhamdulillah gak lama keinget juga bahwa ibadah adalah segala hal yang dicintai Allah baik itu perkataan maupun perbuatan. Saat itu amalan prioritas yg sedang Allah pilihkan untukku adalah merawat anak di hotel, bukan shalat di masjidil haram.. yang semoga dengannya Allah ridho. Karena puncak dari segala ibadah adalah mencari keridhoanNya kan?

Pun untuk mengakali agar aku tetep dapet pahala orang shalat di masjidil haram yg lebih utama 100rb kali lipatt besar dibanding masjid lainnya, maka aku siapkan seluruh persiapan untuk ibadah suamiku agar aku kecipratan :")

Segala tantangan yang kita alami ketika umroh membawa anak akan terasa worth ittt, inshallah. Betapa rezeki yang sangat besar Allah izinkan kita membawa anak ke tanah suci yang tiap jengkalnya adalah saksi jejak para Nabi.

______________

Ada seorang wanita mengangkat putranya yang masih kecil, memperlihatkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu wanita itu bertanya, “Ya Rasulullah, apakah hajinya anak ini sah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Iya, dan anda mendapatkan pahala. (membantu hajinya anak ini, pent.)” (HR. Muslim)

Sumber: https://muslim.or.id/83525-hukum-umrah-atau-haji-anak-kecil.html
Copyright © 2024 muslim.or.id

______________

Tambahan.

Beberapa hari yang lalu seorang sahabat meminta wejangan sebelum berangkat. Ku tulis pesan di bawah ini yang sebenarnya adalah tulisan untuk diriku sendiri:

lurusin niat kalau kesana mau ibadah.. amal yg kecil bisa jadi besar kalau niatnya benar nyari ridho Allah. Dan jg sebaliknya, amalan besar bisa jadi kecil nilainya di mata Allah karena disisipi hal lain selain Allah.

Ibadah umroh itu gak lebih dari 3 jam. Selebihnya adalah safar.. dan safar adalah salah satu azab dr Allah.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ ، يَمْنَعُ أَحَدَكُمْ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَنَوْمَهُ ، فَإِذَا قَضَى نَهْمَتَهُ فَلْيُعَجِّلْ إِلَى أَهْلِهِ

“Safar adalah bagian dari adzab (siksa). Ketika safar salah seorang dari kalian akan sulit makan, minum dan tidur. Jika urusannya telah selesai, bersegeralah kembali kepada keluarganya.” (HR. Bukhari no. 1804 dan Muslim no. 1927).

Bisa jadi mungkin dpt ujian dari fasilitas atau travel umrohnya yg gimana², atau ujian lainnya. tapi inget² lagi kalau kesana niatnya adalah ibadah, ibadah umroh, jadi banyak² sabar dan berlapang dada kalau dpt ujian.. juga banyak² bersyukur karena gak semua orang yg mampu Allah izinin untuk menginjakan kaki ke tanah haram untuk ngelakuin ibadah umroh.

Pun karena ibadah umroh tu kurang lebi gak sampe 3 jam, jadi bener² dipelajari, kalau bisa dimaknai.. bener² khusyu dan tau² sunnahnya serta dalilnya. Walaupun nanti akan dipandu muthowif, tapi kalau kita udh hafal bgt sampe pemaknaannya ke hati, pasti jadi beda bgt feelnya.

- bayangin setiap inci, setiap senti, setiap hal yang ada di sana adalah saksi bisu perjuangan orang² terdahulu. Tanah para nabi. Tanah yang Allah ceritakan dlm Quran. Tanah yg akan kamu pijak adalah juga tanah yg dipijak oleh para nabi sejak nabi Adam (karena nabi adam yg bangun kabah, nabi ibrahim hanya melanjutkan). Baca² lagi sirah.. nanti jadi ngefeel banget kalau dijelasin sama muthowifnya. Kayak plekkk dihadapkan di depan mata (kyk kisahnyaa jabal nur, jabal rahmah, padang arafah, mina, dll) Bener² safar buat ningkatin keimanan.

- karena tanah haram adalah tanah yg istimewa, cari tau keistimewaan tanah² haram apa aja. Karena semua kebaikan dilipatgandaain, banyak² beramal kebaikan. Banyak² sedekah, banyak² zikir, dll



"Hanya ada satu hal di muka bumi ini yang kalo kamu ingat ini, kamu gak perlu khawatir melupakan yang  lain. Tapi kalo kamu mengingat banyak hal dan melupakan yang satu ini, sama saja kamu tidak melakukan apapun."

"Ibarat ada seorang raja yang memberimu perbekalan penuh dan menyuruhmu untuk pergi ke suatu negeri dengan membawa sebuah tugas. Lalu, kamu berangkat ke negeri tersebut dan melakukan 100 pekerjaan lain namun melupakan satu tugas yang diberikan oleh raja tersebut."

"Ketika kamu dipanggil kembali menemui raja, semua yang kamu lakukan tertolak dan kamu tetap dimurkai."

“Loh, tapi bukankah kamu sudah melakukan banyak hal?”

"Tentu saja yang kamu kerjakan sia-sia karena tidak melakukan misi utama darinya. Apa yang kamu kerjakan menjadi sia-sia dan tidak bernilai di matanya."


"Perbekalan yang dibekali tuan raja padamu terlalu besar jika hanya digunakan untuk tugas sederhana. Itu sama saja seperti priok emas hanya untuk menggali lobang; belati indah hanya untuk engkau tancap di dinding untuk menggantung panci. Kamu bisa saja menggali lobang dengan priok ala kadarnya; menggantung panci hanya dengan paku biasa."



.....

Apa maksudnya?

..وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi...". (Qs Al-Baqarah 30)


Semua yang Allah berikan pada kita adalah karunia yang luar biasa. Karunia dan perbekalan untuk kita mengemban tugas khalifah di muka bumi, untuk menebar banyak manfaat, keberkahan, dan kebaikan. Bukan hanya untuk menghidupi kehidupan alakadarnya seperti hewan pun mereka juga bisa. Manusia dibekali aqal, hati, dan penginderaan yang sempurna--yang bahkan jin dan malaikat pun tidak memilikinya. 


Jangan kita gunakan karunia yang Allah berikan hanya untuk alasan standar bahkan sebuah kesia-siaan. Jangan sampai segala karunia yang Allah berikan malah kita gunakan untuk melupakan misi utama kita.

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku..”
(QS Az-zariyat 56)



Ibadah, menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, adalah segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir). Maka sudah sepatutnya setiap waktu yang menguap dalam hidup kita adalah dengan nafas beribadah kepada-Nya.

Bekerja untuk ibadah..

Maka tidak mungkin kita menerima pekerjaan yang bisa mendatangkan murka-Nya. Tidak mungkin ketika kita bekerja justru membuat kita meninggalkan perintah dari-Nya. Kita akan menolak untuk berbuat keji, curang, atau mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak kita. Kita akan bekerja secara paripurna bukan untuk hanya sekadar alasan dunia, namun juga karena sadar betul bahwa Allah Maha Melihat dan menilai semuanya.


Makan untuk ibadah..

Maka kita akan mencari makanan yang halal lagi thayyib seperti dalam surat Al-Baqarah yang Allah perintahkan pada kita. Kita akan mengikuti adab dan sunnah Nabi ketika menyantap hidangan yang ada di depan mata. Kita akan meniatkan betul-betul bahwa makan bukan hanya untuk penghilang lapar saja, namun juga agar kita bisa memiliki energi untuk melakukan ibadah yang lainnya.


Dan lain sebagainya.. Semua untuk ibadah. Cari keridhoan-Nya dalam setiap nafas yang kita hembuskan. Cari keridhoan-Nya dalam setiap usaha yang kita lakukan. Pastikan yang kita lakukan bernilai ibadah, dengan niat yang ikhlas dan dengan cara yang baik lagi dibenarkan oleh-Nya. Efek dominonya, maka selama kita masih bernafas dan berpijak di muka bumi, jika ada suatu hal yang tidak bisa diselaraskan dengan niat ibadah, maka kita akan berpikir ribuan kali untuk melakukan kesia-siaan atau sesuatu yang mendatangkan murka-Nya.


Sehingga ketika kita telah dipanggil untuk kembali menghadap-Nya, kita telah menyelesaikan misi yang Ia berikan pada kita..

mission accomplished.


Kita hadir bukan karena kebetulan, Allah memuliakan kita dengan sebuah tugas yang Ia berikan.

Bersiaplah dengan sebaik-baik persiapan untuk sebuah pertemuan ketika Ia meminta kita untuk kembali,


"misi utama dari Mu telah tunai ku tuntaskan"



"Hanya ada satu hal di muka bumi ini yang kalo kamu ingat ini, kamu gak perlu khawatir melupakan yang  lain. Tapi kalo kamu mengingat banyak hal dan melupakan yang satu ini, sama saja kamu tidak melakukan apapun:

'Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku..'”
(QS Az-zariyat 56)

Aku ingat semasa kecil ketika ayah pulang.

Ayah membuka pintu mengucap salam; aku berlari ke arahnya dan langsung minta untuk digendong.

Aku ingat semasa kecil ketika ayah pulang.

Ketika kendaraannya sudah terdengar dari kejauhan. Mataku melirik tajam, mukaku sumringah, berlarian ke bunda dan mengatakan, "bunda, ayah pulang!" .. kemudian langsung menanti ke beranda rumah, menantinya, kemudian menyambutnya.

Sekarang, bertahun berlalu. aku tidak sekecil dulu.

Ketika ayah pulang, sudah tidak "senorak" dulu.

Tapi mungkin bagi ayah, ayah merindukan masa lalu ketika ada anak yang menyambutnya di rumah dengan tatapan sumringah. Memasang tatapan "waaah" terhadap apapun yang dibawanya sebagai "oleh-oleh" sepulang kerja untuk orang di rumah, walaupun hal tersebut tidaklah mewah.

-----


hari ini ayah pulang bawa makanan.

Hari sudah malam, sedangkan aku sudah membiasakan diri paling lambat makan malam pukul 7.

Dan aku, paling anti kalau sudah sikat gigi malam kemudian di suruh makan. Se-anti-itu karena malas lagi sikat gigi.

Aku berusaha mengulur waktu sikat gigi agar menghargai makanan yang ayah bawa.

Ayah tiba memarkirkan kendaraannya. Tapi bukan masuk ke dalam rumah, ayah berbincang dengan bapak2 di lapangan. Ku kira mereka makan bersama.

Dah lah weh, sikat gigi saja.

Hingga akhirnya..


Ayah chat di grup keluarga karena kami sama2 sudah kembali ke kamar. Aku baru sadar saat mengetik ini betapa ku balas chat ayah dengan jawaban begitu datar.

Chat Itu pula yang mengingatkanku bahwa sudah tidak ada lagi "anak kecil" yang menyambutnya pulang kemudian minta untuk digendong.

---
Akhirnya aku runtuhkan sikat gigiku untuk  menghargai. Sikat gigi bisa lagi, tapi menghargai seseorang... itu gak terhingga nilainya.

Duh  mengarah kemana tulisan ini? Gpp
*ditulis untuk ngingetin nada di masa depan.

Bahwa ada hati yang perlu dijaga, dan kamu paling tau siapa pemiliknya: orang-orang yang telah Allah kirim untuk menjadi pemanis dalam hidupmu-- yang menyayangi, dan engkau sayangi.

Kemarin, aku diingatkan oleh teh Juan.


"Jadi, kelak kamu mau menikah karena apa?"

Menikah biar ada yang mengingatkan? menikah agar bisa belajar bersama? menikah biar ada yang bisa menuntun? menikah biar ada yang ngejagain? Menikah biar ada yang bikin kamu tentram?


"Memangnya, pernikahan seperti apa yang kamu bayangkan?"


Bila pernikahan yang kamu bayangkan hanyalah agar mendapatkan teman untuk melakukan kebaikan,

tidakkah perlu kita ingat kisah Asiyah yang begitu shaliha namun bersuamikan Fir'aun yang mengaku Tuhan? Betapa setiap harinya ia harus bersama dengan seseorang yang berbuat kedzaliman? setiap harinya ia harus tegar dan bersabar berpegang teguh dengan keimanan?


Bila pernikahan yang kamu bayangkan adalah agar mendapatkan teman yang selalu berada di sisi,

Tidakkah kita mengingat kisah Ibunda Hajar yang berada di Makkah hanya berdua dengan Ismail di tengah padang pasir? hanya berdua, tidak bersama dengan Ibrahim AS sang suaminya. Hingga ia mencari minum untuk anaknya pun perlu berlari sedari Shafa hingga ke Marwa.


"Ingatkah kamu dengan ungkapan yang selalu kau sebut dalam shalat... sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah. sadarkah, kalau kita bilang seperti itu?"

sudah berapa juta kali kah kita mengatakannya dalam shalat? namun sudah berapa juta kali pula kita berusaha benar-benar mengamalkannya? memahaminya? dengan sebenar-benar bahwa,


sesungguhnya semuanya hanya untuk Allah. se-lu-ruh-nya, hanya untuk Allah.


Atau kamu lupa dan tidak paham, bahwa kamu telah berjuta-juta kali merapalnya?


sudah berapa kali kita berupaya untuk memahaminya? mengamalkannya? menjadikan tiap nafas yang berembus ya memang hanya karena dan untuk Allah?


Pun bukan hanya setelah menikah baru menjalankan ibadah, namun sebelumnya pun juga.

Segala hidupmu saat masih sendiri pun seharusnya bernafaskan ibadah. Pun kelak nanti ketika menikah.


Karena segalanya ibadah, maka pernikahan itu juga ibadah. Pun segala prosesnya sejak menuju ke arah tersebut, harus dalam koridor yang menunjukkan bahwa kita beribadah pada-Nya--melakukan apa yang diperintahkan, dan menjauhi apa yang dilarang..


kalau benar menikah karena ibadah.. apa kabar dengan ibadah-ibadah saat ini--saat masih sendiri?


Gimana sholatnya, khusyu'?

bagaimana shaumnya?

bagaimana tahajudnya?

bagaimana dhuhanya?

bagaimana tilawahnya?

bagaimana berbaktinya kepada orangtua?

bagaimana kau memaknai dan menggunakan waktu-waktu mu saat ini?

dan "bagaimana-bagaimana" lainnya..


maka, kelak nantinya, menikahlah karena Allah.

Dan semoga karenanya Allah berikan sakinah, mawadah, dan Rahmah kepadamu dan kepadanya--kepada keluargamu nantinya.


Menikahlah agar semakin kuat ketaatan-mu pada-Nya. 


menikahlah, karena Allah pinta, karena ibadah..


Kelak ketika telah menikah, jangan buat dirimu menjadi lebih bergantung padanya, namun lebihlah kau bergantung pada-Nya.


Maka apabila di tengah perjalanan dalam pernikahan kau temukan onak dan duri, kau bisa bertahan dan melewatinya dengan keimanan.


Perbaikilah terus diri sendiri selagi masih sendiri. Benarkan niatmu; perdalam dan luaskan ilmumu; perbaiki ibadahmu; Perangi hawa nafsu. Selesaikan permasalahan diri sendiri saat masih sendiri.


Hingga nanti saatnya tiba, Allah ridhoi pernikahanmu sebagai rumah tangga keluarga pembangun peradaban. Yang kebersamaannya bukan hanya sebatas ketika di dunia, namun juga hingga surga.


Menikahlah karena Dia, bukan dia. 


"jangan harap bisa bangun keluarga pembangun peradaban kalau ngurus dan ngejaga diri sendiri aja masih gembel." -Teh Juan

-----------

Ps. Pernikahan, kematian. Entah diantara keduanya mana yang terjadi lebih dulu. Tapi yang pasti, kedua-duanya butuh persiapan. Dan menyiapkan keduanya ternyata tidak perlu dipisahkan. Maka bersiaplah! Jangan buang-buang waktu dalam kesia-siaan. Ambil banyak kesempatan, perbanyak dan luaskan kebermanfaatan.


Pss. Akuu sangat senang kalau ada opini lain sehingga kita bisa sama-sama belajar. Feel free untuk kasih tau kalau ada hal yang perlu dikoreksi, yaa~


Psss. Tentu, sebagai manusia, kita memiliki fitrah dan kebutuhan yang perlu untuk dipenuhi. Islam adalah agama yang sempurna, mengatur semua hal dalam hidup manusia. Dalam Islam, pernikahan disebut sebagai perjanjian yang kokoh dan suci (mitsaqon gholizhoo). Sedemikian mulianya islam memandang pernikahan menunjukkan pernikahan bukanlah hal yang sepele apalagi tidak penting.


tentunya, Allah mensyariatkan sesuatu bertujuan untuk kebaikan dan mendatangkan manfaat bagi hamba-Nya, kan?


Aku ingat ketika kabar-kabaran bersama teman asrama Hari Minggu kemarin.

Salah satu teman ada yang mengupdate kehidupannya bahwa saat ini ia sedang menjadi perawat ruang ICU dan akan segera dipindahkan untuk stay di IGD.

"Wah, seru dong jadi banyak belajarnya?" Ujarku excited karena awam.

"Ya.... Seru, kalau kamu bisa liat lebih banyak sisi positifnya. Kalau engga mah ya banyak aja hal yang bisa dikeluhkan."

Aku diam.
Dia diam.

Benar, apa pun kondisinya, kuncinya ada pada cara kita bagaimana memandang.

Tadi selepas shalat maghrib, perutku keroncongan.


Aku putuskan untuk masak makan malam sebagai upaya memadamkan kelaparan. Suasana masih aman dan nyaman sampai masakan itu hampir matang. Ku cicipi rasa, masih ada yang perlu ditambahkan. 


Aku mendekat menuju kabinet mengambil bahan seasoning untuk ditambahkan pada masakan. Karena cukup tinggi dan aku perlu untuk mencari-mencari, aku ambil kursi meja makan sebagai tumpuan kaki untuk lebih menjangkau pemandangan mataku agar apa yang kucari segera ditemukan.


 Aku mendengar bunyi gemuruh kecil dari dalam kabinet namun aku mengabaikannya.


Pintar.


BRUKKKK..... 


Kabinet runtuh, disusul dengan jatuhnya barang-barang yang tersimpan di dalamnya seperti beberapa persediaan makanan, piring, gelas, alat dapur, dll.


Aku terjatuh dari kursi, dan .... kakiku tertiban.


Aku baru saja seperti kena gempa terban.


Jauh hari sebelumnya, sebenernya kami sudah tau bahwa kabinet itu sepertinya dirayapi. Tapi kami tidak sadar bahwa sisa umurnya ternyata sesingkat ini.


Seketika seisi rumah ramai. Aku terpaku.


Dan bisa-bisanya yang kupikirkan karena kelaparan adalah...


wkwkwk apa kabar masakanku, apakah dirimu juga terkena serpihan kayu dari rubuhan? :")


alhamdulliah nyatanya ia selamat.


----


Hal yang paling aku syukuri dari kejadian ini adalah:

1. Hanya aku yang di dapur, jadi gak memakan banyak korban.


2. Aku jatuh dari kursi. karena apabila aku tidak jatuh dari kursi, aku akan tertimpa rubuhan kabinet.


3. Bona, kucingku, tidak sedang duduk di singgasananya yang berada di bawah kabinet. aku gak kebayang kalau dia lagi bermalas-malasan tertidur pulas lalu dia perlu tertimpa rubuhan kayu dan pecahnya gelas maupun piring-piring. Untung dia lagi malas-malasan di sofa singgasananya ruang tengah :(


4. Aku ngide ingin masak. mac n chesee pulak. dan alhamdulillah-nya masakanku selamat. Jadi itu sangat cukup membuatku bahagia karena tetap bisa memakan apa yang ingin aku makan.


5. Anggota keluarga yang lain dengan tidak seperti biasanya sudah makan malam lebih dulu. Karena rubuhan tersebut juga jatuh ke meja makan yang mana meniadakan makanan sehingga jadi tidak bisa dimakan.


6. Tidak ada luka maupun darah, hanya biru-biru dibagian kaki


7. Kami jadi kerja bakti sekeluarga. aku bersyukur sehingga mengurangi waktu adikku dari berlama-lama menatap layar bermain game :)))))))) HAHA


8. Punya momen untuk dikenang! wkwkkw alhamdulillah 'ala kulli hal~


Fyufyu, there's always something to be gratedul for 🌻🤗

 "Padahal dia udah menerapkan pola hidup sehat loh, udah lamaaaa banget. Bahkan semenjak awal-awal medical check up kata dokter punya penyakit lambung, dia langsung berubah drastis ngelakuin pola hidup sehat." 

----

Seakan-akan, mengatur pola hidup sehat hanya untuk memperpanjang umur hidup di dunia. Padahal, mau bagaimanapun pola hidup kita, batas waktu hidup di dunia sudah tercatat di lauhul mahfuz. Tinta sudah mengering, sehingga tidak bisa berubah walau sedetikpun.

Mengatur pola hidup sehat, adalah salah satu upaya kita sebagai khalifah--sebagai pemimpin--dan sebagai bentuk rasa syukur-- dengan amanah tubuh diri kita sendiri. Agar tak peduli kapan pun meninggalnya, ketika ditanya oleh Allah, kita sudah benar-benar bertanggung jawab merawatnya dan tidak menzalimi apa yang sudah Allah berikan (re: pinjamkan; re: titipkan).

"Tiap-tiap kamu adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban dari apa yang dipimpinnya" 

Kamu, adalah (satu-satunya) pemimpin dari seberapa harmoninya tubuh jiwa-lisan-perilakumu. Kamu adalah satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas lisanmu dalam berucap; Mulutmu dalam mengecap; Dan tingkahmu dalam bersikap.

Dan tentu saja, semua tercatat. Tidak ada yang terlewat. Maka, sadarlah.. sadarlah bahwa merawat dirimu sendiri adalah bukan hanya tentang dunia.. karena kamu akan diminta pertanggungjawabannya, "sudah seberapa menjaga kah kamu atas sesuatu yang perlu kamu jaga?"

----

Ditulis setelah tergelitik atas perbincangan barusan ketika makan malam, ketika mendapat kabar duka rekan kerja salah satu anggota keluarga ada yang kembali berpulang, tanpa tanda-tanda penyakit penyerta yang menyerang dengan serius sebelumnya.

Kamar,

19.14 Selasa, 16 Feb 2021

x

4.59 am,
Kala langit masih gelap,
di rumahmu.

Pesan ini belum bisa aku sampaikan secara langsung karena kamu masih dalam kondisi sulit untuk percaya kepada (si)apapun.

Semoga segera, kapan pun itu, kamu membaik. Semoga dengan takdir Allah, kapanpun itu, kamu bisa membaca ini.

Kepadamu, ada yang ingin aku sampaikan...

Dear you.
Ujianmu berat, aku yakin itu ngga mudah. Aku sedih melihat matamu sembap; tubuhmu lesu; merasa ingin menyerah dan menyudahi segalanya; merasa salah dan menyalahkan. Aku sedih melihatmu tak baik-baik saja, tapi aku tahu kamu yang lebih sedih dan terluka karena kamu yang merasakan dan mengalaminya.

Aku tau itu sulit, tapi aku juga yakin bahwa kamu bisa ngelewatin ini semua karena Allah yang memilihmu. Allah memilihmu untuk mendapatkan ujian seperti ini dari milyaran manusia di muka bumi.

You are chosen. You are special. Allah loves you.

Allah yang Maha sempurna dengan 99 asma-Nya. Allah yang Maha Penyayang, yang paling paling paling sayang kepadamu bahkan melebihi rasa kasih sayangmu kepada dirimu sendiri. Walaupun saat ini kamu sulit untuk menyayangi dan menerima dirimu sendiri... tapi ada Allah, selalu ada Allah yang selalu sayang bagaimanapun kondisimu.

Allah Yang Maha Pengasih dan Maha  Penyayang. Lebih penyayang dari siapapun yang kamu anggap dia paling menyayangi kamu. Jauh lebih pengasih dari siapapun yang kamu anggap sangat mengasihimu. Allah selalu ada, selalu sayang, selalu menerima dirimu, walaupun saat ini kamu ingin lepas dan pergi dari dirimu sendiri.

Pun karena Allah Maha Penyayang, pastilah ujian ini Allah berikan bukan karena Allah mau menghancurkanmu. Ada sesuatu yang ingin diperkokoh, dikuatkan, untuk menjadi lebih baik. 

Rumahmu saat ini sedang direnovasi. Kamu yang cerita kepadaku bahwa kamarmu yang dulu sudah dihancurkan agar diubah menjadi sebuah ruangan baru di lantai dasar. Sebagian besar ruangan dilantai dasarpun dindingnya sudah dihancurkan oleh tukang. Namun, apakah dinding dan ruang dihancurkan begitu saja oleh tukang? No. Ada maksud dibalik tukang untuk menghancurkan dinding dari ruangan rumahmu yang dulu. Dinding dan ruang dihancurkan agar ditata ulang. Karena ada sesuatu yang ingin diperbaiki karena mungkin yang lama sudah "usang". 

Bukan tanpa maksud, ujian itu datang kepadamu. Percayalah. Ingatkan, 4 prinsip yang kamu tulis dibuku catatanku pada masa saat kita masih sama-sama berjuang?

Kamu menulis pada buku catatanku yang kau inapkan dirumahmu beberapa hari. Kamu menulis:

"A ship in harbor is safe, but that is not what ships are built for. Remember this..
1. Whoever comes are the right people.
2. Whatever happens is the only thing that could have.
3. Whenever it starts is the right time.
4. When it's over, it's over."

Gak ada hal sekecil apapun di dunia ini, bahkan gugurnya sehelai rambut pun itu pasti melalui filter izinnya Allah.

Ujian yang datang saat ini padamu, walau bagaimana pun sakitnya, adalah kondisimu yang paling tepat yang sudah Allah izinkan memang seharusnya terjadi. Seperti pesan pada poin 2 dan 3 yang kamu sampaikan. "Whatever happens is the only thing that could have. Whenever it starts is the right time.

And please always remember that.. Allah Maha Penyayang, yang GAK mungkin mendzolimi hamba-Nya. Pasti ada masa dimana nanti kamu tersenyum karena dapet hikmah dan pelajaran superr besar dari setiap ujian yang terjadi dalam hidup kamu.

Dan siapapun yang membersamaimu saat ini maupun siapapun seseorang yang menyakitimu, adalah orang yang tepat. As u told me, "Whoever comes are the right people." 

Dan bila saatnya nanti telah tiba, "when it's over, it's over." .. please remember too, "what doesn't kill u make u stronger!"

Ujianmu berat, aku tau itu. Tapi aku tau bahwa semakin tinggi levelmu di mata Allah akan semakin sulit ujiannya. Allah menguji dengan sesuai batas kemampuan hambanya. 

Mungkin Allah memberikan ujian kepadaku untuk membersamaimu dalam masa ujianmu yang seperti ini. Kamu jangan sungkan dan merasa bersalah karena membuat orang lain ikut kerepotan karena permasalahanmu saat ini. Allah, dengan Maha Baiknya, mengizinkan aku dan juga satu sahabatmu untuk bisa membersamaimu, menjadi pundak, dan tempat keluh kesah. karena semata-mata itu izin Allah, Allah yang menggerakkan hati kami dan Allah yang menghendaki kami membantumu agar setidaknya sedikit teringankan beratnya dalam tahap ujian kenaikan levelmu saat ini. Allah yang menggerakan hati-hati kami agar kami senantiasa membersamaimu.

Jangan lagi marah dan menjatuhkan dirimu sendiri dengan merasa tidak berguna. Bukan begitu konsepnya. Allah yang telah memilihku dari milyaran dimuka bumi untuk tau permasalahanmu. Allah juga yang telah memilihku untuk bisa membersamaimu saat ini dengan segala keterbatasan yang aku miliki. Biarlah Allah meridhoi aku dan satu sahabatmu lagi itu untuk menjadi perantara kasih sayang-Nya kepadamu, untuk yang hadir terlihat nampak dengan inderamu. Yakinlah, bahwa Allah selalu bersamamu.

Semoga Allah meridhoi aku, kamu, dan satu lagi sahabatmu itu. Dan semoga kita bertahan. Hingga Allah meridhoi kita untuk kembali bersama bukan hanya di dunia, tapi juga di surga.

lahh? kaget.

mikirrr.
satu hal yang aku pikirin ketika aku baru bangun dari tidurku: kok anehh..? maksudnya apa?

"bisa gak sih prestasi dimusnahkan aja?"
itu adalah kata-kata yang dilontarkan dari mulut teman asramaku. lucunya, itu terjadi di dalam mimpi.

iya, mimpi. pas lagi tidur.

seorang teman datang, baru pulang dari entahlah kayaknya kuliah lengkap dengan baju rapinya tiba-tiba menghampiriku yang sedang main hape berleha-leha. tiba-tiba dia datang dengan menanyakan hal tersebut, lalu ....

aku terbangun dari tidur.

---- aneh ya?

tapi, padahal, mimpi itu sebenarnya sudah terjadi beberapa minggu yang lalu, dan ternyata hingga saat ini aku masih mengingatnya! bahkan kronologisnya. aku jadi berpikir, hmm kalo sekiranya prestasi beneran musnah trus kenapa dan gimana yak?

tapi, sebenernya, apasih prestasi itu?

disadur dari berbagai sumber, prestasi itu bisa dibilang kayak keberhasilan usaha yang dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman atau mempelajari sesuatu. atau singkatnya.. kayak hasil dari usaha lahya. kalo di KBBI, prestasi itu hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya.

trus kalau dia musnah?? ... ya mana mungkinlah! selama anak cucu adam masih belajar dan berusaha, prestasi akan mengikuti. udah sunnatullah sih itu mah tergantung seberapa usahanya. terus, tergantung cara pandang dari seseorang itu nanti menilainya apakah itu sebagai prestasi yang baik atau yang buruk? hmm.

tapi.. gak berenti sampe di situ sih, yang mau ku ceritain untuk seorang Nada (kamu harus baca ini lagii) di masa depan. hal menariknya tuh baru terjadi kemarin, saat yang tadinya sore hari mau rapat tapi gak jadi karena salah satu teman berhalangan hadir hingga reschedule dan aku memutuskan ikut kajian. ada hal menarik yang qadarullah terjadi dan membuat aku merasa kayak ditampar kanan-kiri dan mendapatkan benang merah ke mimpi yang aku dapet minggu kemarin.

jadi, kajiannya tuh bahas kitab Riyadus Shalihin. trus, yang lagi dibahas tuh tentang niat. sebenernya ini udah seriiing banget dibahas banyak kajian. jadi sebenernya ya..yaudah aja gitu. tapi cuy, ya namanya juga islam yak, sekali dipelajarin gak akan abis tuh bahasannya walaupun yang dibahas materinya sama, ada aja hal yang baruu yang masyaAllah makin diri balik lagi dan makin penasaran buat belajar islam.

nah, ustaznya tuh kurang lebih bilang gini,
"orang yang berada di neraka itu bukan hanya sekelas abu jahal atau abu lahab aja sebenernya. tapi juga banyak dari ahli ilmu, ahli ibadah, semisal orang-orang yang tidak pernah terbayang sebenarnya akan berada di dalam neraka. lalu pertanyaannya, kenapa mereka bisa terjerumus ke dalam neraka?"

jengjeng

"...jawabannya adalah karena mereka tergelincir pada perkara niat dari amal-amal yang mereka lakukan selama di dunia."

..hening, ku jadi berpikir.

cuy, sebegitu penting dan bukanlah hal sederhana perkara niat itu. amal, sekecil apapun, kalau niatnya lurus karena Allah bisa jadi besar. dan juga sebaliknya, amal, sebesar apapun bisa jadi kecil kalo hal itu gak diniatin karena Allah. amal yang dimaksud tentu aja bukan perkara ibadah maghdah aja semisal shalat-ngaji-puasa dan kawan-kawannya. namun amal-amalan umum, yang bisa dikaitkan dengan kehidupan sehari hari manusia bumi kayak belajar, mencari ilmu, nyetrika baju (?), ngasih makan orang lapar, masak makanan di rumah, nugas, dan lain-lainn yang tentu saja tida bisa disebutkan satu persatu.

sebegitu pentingnya perkara niat bahkan seorang ulama bilang, "aku tidak pernah mengobati penyakit hati yang lebih berat dari penyakit ikhlas." sepenting itunya perkara niat juga akhirnya banyak kitab-kitab yang ditulis oleh ulama diawali dengan bab niat-- agar penulis dan diharapkan pembaca terhindar dari sifat sum'ah, ingin dipandang, riya, ujub, dan pernak-perniknya. karena hal yang paling bahaya adalah takjubnya seseorang dengan dirinya sendiri yang melupakannya bahwa segala sesuatu yang ia peroleh atas izin dan kehendak dari Allah azza wa jalla.

"sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung dari niat; dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain (akan memperoleh balasan dari) apa yang diniatkannya. barangsiapa hijrahnya menuju (keridhaan) Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya itu ke arah (keridhaan) Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena (harta atau kemegahan) dunia yang dia harapkan, atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya." HR. Bukhari dan Muslim.

trus kaitannya dengan kajian yang bahas perkara niat dan mimpi apa?
kan di mimpi doi bilang, "bisa gak sih prestasi dimusnahkan aja?"

trus, setelah denger kajian itu, automaticly aku jadi kepikiran apa jangan-jangan mereka ahli ibadah atau ahli ilmu yang terjerumus ke dalam neraka bisa nanya juga gitu juga yak, bisa gak prestasi gue dimusnahkan aja? karena prestasi yang mereka dapati akhirnya malah terlena menjerumuskan mereka jadi berbangga diri dan takjub kepada diri sendiri--hingga mencelakakan mereka untuk berbuat suatu amalan karena ingin dipuji--membangkitkan sum'ah, riya, ujub, sikap ingin dipandang dalam diri dan menjerumuskan diri mereka ke dalam neraka? (karena itu jadi masuk ke bab syirik ngga sih?)

tentu aja jawabanya, prestasi gak bisa dimusnahkan karena selalu mengikuti proses dan usaha yang dilakukan oleh seseorang. tapi tentu saja dengan variabel-variabel lainnya yang emang gak sedikit juga apa yang diharapkan dan diupayakan tidak berjalan sesuai dengan rencana. tapi pertanyaannya jadi untuk masing-masing diri, dari tiap amalan yang dilakukan, kemana muara niatan kita?

trus, ada yang nanya gini: ustaz, boleh gak kita beribadah tapi mengharap pahala? jawaban ustaznya, kalau kata Ali bin Abi Thalib, ada tingkatan seseorang dalam beribadah:
1.Ibadah at-Tujjar: orang yang beribadah kepada Allah karena ingin sesuatu, itu adalah cara ibadahnya pedagang.
2.Ibadah al-‘Abid: orang yang beribadah kepada Allah karena takut, itu cara ibadahnya budak atau hamba sahaya.
3. Ibadah al-Arifin: orang yang beribadah kepada Allah karena rasa syukur, itulah cara ibadahnya orang-orang yang merdeka.

"Jika kita berpikir akan dapat pahala apa atau dapat untung berapa ketika hendak bersedekah, itu artinya kita beribadah dengan cara pedagang, lebih mempertimbangkan untung-rugi. Jika kita baru terpanggil untuk beribadah karena takut masuk neraka, itu berarti kita termasuk kelompok kedua, beribadah cara budak. Ini mirip pengendara sepeda motor yang memakai helm karena takut ditangkap polisi, bukan demi keselamatan dirinya. Kalau tidak ada polisi, dia tidak memakai helm. Yang ketiga, adalah cara beribadahnya orang-orang yang berjiwa merdeka, tulus karena Allah. Orang seperti ini melaksanakan shalat bukan lantaran takut neraka, tetapi semata-mata karena sadar Allah satu-satunya yang patut disembah. Ibaratnya, ada atau tidak ada polisi, orang seperti ini akan tetap menggunakan helm demi menghindari bahaya. Orang-orang seperti ini akan lebih konsisten dalam beribadah karena merasa sudah teramat banyak nikmat Allah yang mereka terima dan patut mereka syukuri." 

tiga-tiganya tipe kayak gitu tuh di-mention di Al-Quran. tapi kemudian tentu terlihat ada perbedaan dan mana yang lebih next level, kan?

balik lagi ke benang merahnya sama mimpi, bahwa prestasi jelas gak bisa dimusnahkan karena itu adalah akibat dari usaha-usaha yang dilakukan dan itu udah sunnatullah. nah tapii, usaha yang dilakukan untuk mendapatkan prestasi atau sebuah hasil itu kemana muara niatnya? jangan sampe dahh karena niat pada usaha dan prosesnya tidak baik, hingga hasil atau prestasi dari buah usaha tersebut menjerumuskan pemiliknya pada akhir yang sia-sia--sebuah keberhasilan yang fana. apakah prestasi yang dihasilkan nanti malah membuat diri jadi terlena--bangga ujub serta takjub dengan diri sendiri (seperti yang disebutkan sama ustaznya di atas tadi--berakhir di neraka), atau semakin menghamba dan bersyukur taat pada-Nya?

usaha tanpa mendamba hasil sebenernya sulit bangetlah, zuzur karena itu sangat manusiawi. tapi lucunya, udah sunnatullah aja gitu kalo kita usaha, apapun dah niat dibaliknya, pasti nanti membuahkan hasil (yang bisa disebut prestasi). nah itulah tantangannya, gimana caranya biar jadi next level: kita berhasil memaknai tiap proses dari usaha yang kita lakuin, nambahin value untuk niat karena Allah. kalau bisa prestasi atau usaha kita menyelamatkan kita di akhirat (dengan niatin usaha yang kita lakuin untuk nyari ridho Allah), kenapa enggak? Sayang aja gitu kalau kita udah usaha keras nih cape-cape, tapi hasilnya cuman bisa dirasa dan bermanfaat buat kita sebatas di dunia aja yang fana. rugi bandarr


"Jangan pernah salahkan teoritikus ketika memiliki teori yang berbeda.." Ujar Pak Budi, dosen matkul Teori Kepribadian Kontemporer dalam kuliah di hari pertama.

"... dalam memandang manusia, Freud menggunakan sudut pandangnya dari ketidaksadaran manusia. Sedangkan Skinner, memandang manusia lewat perilaku yang mereka lakukan. Lantas apabila deskripsi mereka berbeda mengenai manusia, serta-merta salah satu diantara mereka jadi salah?" Pertanyaan retorika, seisi kelas diam menerka perkataan selanjutnya.

"...masing-masing dari mereka tentu punya sudut pandang dan posisi tersendiri dalam melihat sesuatu. Teoritikus pasti memilih ia mengkritisi segala sesuatu dengan pijakannya sendiri. Dan hal tersebut pun yang membuat ilmu pengetahuan menjadi kaya." Lanjut Pak Budi, sambil membenarkan posisi duduknya.

Saya berusaha mencerna setiap kata yang Pak Budi katakan.
Bermain dengan pikiran rasanya menyenangkan.

Iya juga, ya?

Dalam hidup kita memiliki pijakan diri kita masing-masing. Dalam memandang, atau menilai sesuatu. Semuanya. Seperti pada gambar di atas. Orang di sebelah kanan menganggap bahwa objek yang berada di depannya merupakan angka 9. Sedangkan orang yang di sebelah kiri menganggap objek di depannya adalah angka 6.

Tau gak kelanjutan ceritanya kalau kedua orang di gambar tersebut berdebat? wkwkw ya! mereka bakalan debat sampe kiamat! bahkan kiamat bisa jadi lewat.


Dari Abu Umamah, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun bersifat gurau. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik.” (H.R. Abu Daud)

see?  kenapa sampek akhirnya Rasul menjamin surga bagi mereka yang meninggalkan berdebat walaupun kebenaran ada padanya? karena kadang perselisihan dan kebencian datang hanya dari perbedaan sudut pandang.

Coba deh kalo dua orang di gambar duduk kalem, ngopi-ngopi, menikmati senja, dengerin lagu indie sambil diskusi santuy. pasti mereka akan mendapatkan kesempurnaan pandangan karena menyatukan 2 sudut pandang yang berbeda. Pun kita, sebagai manusia, pada hidup ini. Sudah sepantasnya kita lebih menghargai perbedaan seseorang dalam memandang sesuatu. Terlebih ketika kita mengetahui bahwa kita dibesarkan dari keluarga dan lingkungan yang berbeda. Wah, itu jelas makin bikin kita berbeda dalam memandang sesuatu. Ya tho?

Pun pada akhirnya yang bisa dilakukan selanjutnya, dari keterbatasan cara pandang kita sebagai manusia, kita kembalikan lagi kepada satu-satunya Zat Yang Maha Tahu akan segala sesuatu yaitu Allah. Jarak dan sudut pandang kita sebagai manusia bumi terbatas, sedangkan Allah Yang Maha Menciptakan tentu saja tidak. Ketika kita dihadapkan pada kegundahan dan keabu-abuan akan suaatu kebenaran, minta saja langsung petunjuk kepada-Nya. Itu kan ya, yang kita lakuin sejauh ini seminimalnya 17 kali sehari dalam setiap rakaat dalam shalat kita?


اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

"tunjukilah kami jalan yang lurus.."
(QS Al-Fatihah : 6)



So, udahlah jangan berdebat. Diskusi santai aja. Bisa dibedakan lah ya, diantara keduanya?

Alhamdulillah, saya kembali diingatkan bahwa masing-masing dari kita punya sudut pandang yang berbeda, dan perbedaan itu yang menyempurnakan. Juga, kita sebagai manusia hanya memiliki pengetahuan yang terbatas, tidak bisa mengetahui semuanya dengan seutuhnya. Maka kembalikan dan mintalah petunjuk kepada Allah. Karena ilmu-Nya mencakup segala sesuatu.




Siapa yang tidak mengenal sosok pak Sofyan Djalil? Beliau merupakan Menteri Negara BUMN Republik Indonesia(2007-2009), Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (2004-2007), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian(2014-2015), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2015-2016), hingga sekarang merupakan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI.

Alhamdulillah, 17 Juli silam, saya dan beberapa teman dari Rumah Kepemimpinan mendapatkan kesempatan untuk bersilaturahim ke rumah dinas beliau di bilangan Kuningan untuk diskusi santai dan makan malam. Berangkat dari Depok sekitar jam 5, kemudian sampai di sana sekitar jam setengah 7 malam setelah terlebih dahulu shalat maghrib di masjid pinggir jalan.

Sesampainya kami di kediaman beliau, kami langsung diminta untuk ke taman belakang rumah untuk mengambil makanan. Saya memilih untuk mengambil soto bengkong karena terlihat hangat dan menggiurkan. Setelah mengambil makan, kami duduk, bercakap-cakap, dan ramah tamah dengan yang lainnya.

Sekitar pukul 7 malam lebih, diskusi santai pun dimulai. Pak sofyan kemudian duduk di samping Pak Bakhtiar Rahman, salah satu dewan penasihat dari Rumah Kepemimpinan dengan kemeja batik biru dipadu dengan celana bahan hitam dan sendal jepit dalam rumah. Setelah mengucap salam dan pembukaan, beliau membuka kisah perjalanan hidupnya.





Beliau membuka kisah hidupnya dengan bercerita bahwa dulu ia adalah seorang pemuda yang radikal. "Dulu saya pernah ngerakit bom molotov.." ujarnya ringan, matanya menerawang. "...Dulu,  saya buat bom itu untuk menggagalkan sidang MPR. Udah siap, tinggal dinyalahin aja. tapi karena tidak ada aba-aba, ya saya tidak jadi menyalakan bom dan kembali pulang." ujarnya kembali sambil membenarkan posisi duduknya. "haha kalau diingat lucu juga ya.. betapa baiknya Allah masih melindungi saya..."

 "Selain dulu saya radikal, saat masih muda saya benar-benar belajar banyak hal." ia kemudian berdiri dari tempat duduknya, kemudian lanjut berkisah tentang masa mudanya.

Selain bercerita bahwa dulu ia adalah seseorang yang radikal, beliau juga bercerita tentang kisah mudanya yang penuh perjuangan. Ternyata, ayah beliau adalah tukang cukur, sedangkan ibunya guru ngaji. Beliau saat muda berjuang dengan berjualan telur untuk menambah biaya hidup. Sekolah dasar dan menengah beliau selesaikan di Aceh. Hingga pada tahun 1976, dalam usia 23 tahun beliau berangkat ke Jakarta untuk menghadiri kegiatan Muktamar Nasional Pelajar Islam indonesia (PII). Sejak saat itu, beliau memilih untuk menetap di Jakarta hingga akhirnya menjadi marbot di salah satu masjid di wilayah Menteng.



"Setelah itu ya saya kemudian serabutan, tidak punya pekerjaan. Tinggal di masjid, kemudian juga pernah saya jadi kenek metromini." katanya lagi dengan ringan.




Pada umurnya yang ke-25, beliau akhirnya diterima dan masuk sebagai mahasiswa di jurusan hukum dengan program ekstensi di Universitas Indonesia. "iya, saat kalian di umur 20-an awal begini kalian sudah kuliah. lahya saya masih serabutan.. bolak-balik naik metromini gratis karena jadi kenek. Baru saya diterima kuliah di umur 25. Ya, tentu semua dari kita sebagai manusia punya garis waktunya masing-masing, tidak perlu dibanding-bandingkan.. ya kan?" ujarnya kemudian disusul tawa. "bahkan, saya baru tahu minus dikali minus itu jadi plus ketika di umur 30! keren banget kalian, kalo dibandingin sama saya.. ahahaha" katanya lagi sambil tertawa renyah. "semoga nanti kalian di masa depan lebih baik dari pada saya yaa, aamiin.." ucapnya menambahkan.




Tiada hari tanpa kuliah dan kerja. Usai bekerja di pagi hari, beliau lanjutkan kuliah di sore hari. Beliau kemudian tamat S1 pada tahun 1983 diusianya yang menginjak kepala tiga. Setelah itu, beliau ikut lembaga kajian, dan mendapatkan beasiswa ke luar negeri untuk meraih gelar master dan doktor di Tufts University, Medford, Massachusetts, Amerika Serikat.




"Kalian harus tahu betapa berjuangnya saya dengan bahasa inggris yang paspasan. Bahkan saya berusaha betul untuk memahami apa yang dosen saya katakan. Tidak ada yang mudah, sunguh tidak ada yang mudah semua butuh perjuangan dan tekad yang sekuat baja.."




"..Awal semester saya tidak lulus di satu mata kuliah. Saya mau nyerah aja, tapi kan malu baru pergi udah pulang lagi. muka mau ditaro mana? yasudah saya belajar lebih giat lagi dibanding teman-teman yang lainnya. Saya kumpulkan niat saya lagi karena sudah berjalan sejauh ini. Hingga saya menemukan cara belajar saya, yaitu berputar dan memahami konsep dasar, tidak perlu keturunannya yang begitu rumit."




"..kalian tahu, hingga akhirnya saya lulus dengan predikat terbaik untuk mahasiswa se-Asia?" air mukanya berubah, ada air mata haru di sana.




Berbekal dengan pendidikan yang beliau miliki, pintu kesuksesan mulai terbuka, beliau akhirnya meniti karir menjadi dosen, peneliti, konsultan, hingga menjadi komisaris berbagai perusahaan lokal dan mancanegara. Hingga sampai detik ini, kita telah sama-sama tahu bahwa belaiu pernah menjabat  sebagai menteri sebanyak lima kali.




Pak Sofyan, dengan umurnya yang sudah tidak lagi muda, menceritakan kisah mudanya bak ia masih berada pada masa mudanya. Saya mendengar kisahnya seolah tidak ingin berpaling barang sedikitpun karena semangatnya yang menggebu-gebu dan membawa emosi dalam setiap cerita.




Apabila dirangkum, hal yang beliau sampaikan adalah:


  1. Jangalah terlalu sempit dan bermain hanya dalam satu kolam kecil. berkata sebagai aktivis namun hanya pada kubangan kecil. Saat kuliah jangan dulu tergabung dalam politik. Bangunlah reputasi, jadilah orang yang jujur, karena nanti banyak orang yang akan mencari.
  2. Kita harus bersyukur, di Indonesia siapapun bisa menjadi apapun. Beliau yang tadinya tidak tahu masa depannya seperti apa, mampu merubah nasib dengan berjuang begitu keras. Beliau berpesan, "when there is a will, there is a way. Bernegosiasilah dengan Tuhan tentang masa depan, cita-cita adaah doa."
  3. Ariflah menggunakan sosial media. "sekali ketik dan terpublish, selamanya tulisan kalian akan berada di sana. walaupun sudah dihapus, jejaknya akan abadi. saya bisa melacak dan mengetahui kalian lewat sosial media.." ujarnya sembari mengenang bahwa belaiu pernah menjabat sebagai menteri KOMINFO.
  4. Jagalah Indonesia yang toleran. Indonesia itu beragam, bukan seragam. Janganlah menjadi ekstrim kanan dan ekstrim kiri, jadilah umat muslim yang Allah katakan, yaitu muslim adalah ummatan wasathan, yaitu ummat yang berada di pertengahan. "kalau kalian jadi ekstrim, entah ektrim kanan maupun ekstrim kiri, itu berarti kalian membatasi diri kalian sendiri untuk berpartisipasi di kolam besar. Milikilah kerendahan hati dan sikap yang terbuka."
  5. Jadilah orang yang open mind. " berjanjilah pada diri sendiri bahwa kalian tidak akan menjadi orang yang tertutup, karena sungguh itu akan merugikan kalian."

Dalam menutup diskusi dan cerita perjalanan hidupnya, beliau juga melanjutkan salah satu kisah yang menginspirasi saya. "Ini terjadi ketika saya di Amerika, ketika teman saya akan pindah apartemen. Saat itu saya bekunjung ke apartemennya dan ia sedang mengecat segala penjuru dinding. saya bertanya,



S: untuk apa kau cat semua dinding menjadi seperti baru sedangkan kau akan pindah? dan bahkan kau mengganti saklar dan engsel pintu juga dengan yang baru?

T: Ya, karena saya ingin menciptakan nilai tambah. Saya memiliki visi bahwa dalam setiap hidup saya, saya harus menjadi seseorang yang menciptakan nilai tambah. Bukankah menyenangkan ketika kita membuat orang lain juga senang? kalau begitu kan keberadaan saya jadi lebih berarti



..sejak saat itu, saya pun menggenggam nilai yang sama dengannya. Bahwa setiap keberadaan saya dimana pun, saya harus menciptakan nilai tambah. Bahkan ketika mengatre kamar mandi di dalam pesawat pun , sebisa mungkin kalian berada setelah saya, haha. Karena  akan saya bersihkan bahkan lebih bersih dibanding bekas dibersihkan oleh pramugari." Ujarnya menutup kisah.




Terimakasih Pak Sofyan atas kisah dan ilmunya. Semoga Allah bimbing setiap langkah kita hingga kelak berbuah surga.
















Older Posts Home

Popular Posts

  • Catatan Umroh bersama Bayi
    Bismillah.. Tulisan ini dibuat karena beberapa teman bertanya tips-tips seputar umroh bersama bayi. Terlebih saat persiapan kemarin ketika g...
  • Kenapa Menikah?
    Kemarin, aku diingatkan oleh teh Juan. "Jadi, kelak kamu mau menikah karena apa?" Menikah biar ada yang mengingatkan? menikah agar...
  • ketika ayah pulang
    Aku ingat semasa kecil ketika ayah pulang. Ayah membuka pintu mengucap salam; aku berlari ke arahnya dan langsung minta untuk digendong. Aku...

Labels Cloud

  • fams
  • journey
  • naseeha
  • naseeha; thought
  • retcoret
  • sekilasrandom
  • thought
Copyright © 2015 Crystalized

Created By ThemeXpose